Pages

Agustus 17, 2012

Sebelum Kau Pergi

Merindumu, bahkan sebelum kau beranjak pergi. Terkenang malam-malam heningmu, saat riuh adalah nada doa yang meninggi-meluas angkasa. Saat terik siangmu kujalani dalam diam, bertudung doa. Hening dan diam bermiliaran pahala. Tak berbatas.

Bukan pertama kali kau datang padaku. Tapi kali ini kedatanganmu begitu berbeda. Kau bawakan kehadapan hatiku, 'surat tanda cinta', yang sedari dulu enggan kusentuh. Selalu kau isyaratkan, tapi selalu kuabaikan. Kali ini kau ajari aku membaca dan menyimaknya, meski tertatih. Menemui begitu banyak jawaban segala tanya tentang aku. Haru.

Kupandangi langit semalam, mencari wujudmu sebenar; pada gulita, bintang dan gugusan awan. Angkasa meluas hening. Sebelum kau pergi, jika tak dapat kupandangi dirimu, tolonglah aku. Dimana kau sembunyikan seribu bulan-mu itu? Beri aku satu, biar kupasang tinggi di langit hatiku. Agar aku selalu teringat dirimu, agar aku selalu teringat diriku, sampai waktu menbawamu kembali padaku. Sungguh, aku mau.

Aku merindumu, bahkan sebelum kau beranjak pergi.

Dan sebelum kau betul-betul pergi, tolong sampaikan kepada pengirimmu...aku mau kau datang lagi, lagi dan lagi. Karena pada akhirnya aku tahu, rinduku padamu, sesungguhnya adalah rinduku padanya.

Agustus 09, 2012

Lebih Dari Sarung Biasa

Warnanya dominan merah hati, diselingi hitam dan putih, dengan design kotak-kotak. Ditenun dalam komposisi 7000 benang; produksi masal salah satu produsen sarung terkenal di tanah air. Sarung souvenir acara buka bersama di kantor itu biasa saja, mudah didapatkan di pasaran. Tapi buat saya, lebih dari sarung biasa.

...

Tiga hari sebelum acara buka bersama, dia teronggok di ruangan saya bersama 499 sarung dan saouvenir lain yang dititipkan panitia. Sejak awal, berniat licik memilih dulu sarung souvenir dengan warna yang saya sukai: ungu atau hijau. Karena sibuk menjelang tutup buku, niatan itu cuma jadi niatan sampai hari H tiba. Lupa? Tentu tidak, walaupun niatan berubah menjadi: sarung warna merah hati. Gara-garanya sih karena naksir warna merah jaket si Ayu, anak PKL di ruangan. 

Selepas acara buka bersama dan shalat maghrib berjamaah, saya kembali ke panitia dengan niatan: maksa milih sarung warna merah hati*hehehe*. Kupon pengambilan souvenir saya sodorkan ke mas-mas panitia yang sepertinya sih teman Aa OJT, menilik dari seragam hitam-putihnya. Wajah si Mas berubah bengong ketika saya memaklumatkan bahwa saya mau sarungnya warna merah hati! Untuk perhatian: semua souvenir sudah ditata rapi dalam tas kain warna hijau. 

Karena bengongnya terus berlanjut, saya jadi ndak tega sama si Mas tadi. Maklum sih, bingung mau menolak permintaan saya yang pastinya sangat menyegankan ini *disambit sendal* atau capek membongkar satu-satu tas souvenir demi sarung warna merah hati yang saya inginkan *capede*. Setelah tanda-tangan di lembar absensi, akhirnya saya ambil saja tas hijau seadanya yang ada di tangan si Mas sambil tersenyum dan bilang: "Udah deh, gpp ini aja. kasihan kamu kalo bongkar-bongkar". Tentu saja wajah si Mas berubah lega *hehehe*.

Saya teriak! Atau ngomong keras-keras ya? Lupa tepatnya, tapi pastinya heboh saja. Kenapa eh kenapa? Karena oh karena ....ketika saya membongkar tas hijau dan membuka kotak sarung, saya mendapatkan: sarung warna merah hati idaman! Senang dong saya.....Alhamdulillah banget, walau barangnya tidak begitu mahal pastinya. Tapi sensasi mendapatkan sesuatu yang diinginkan dengan cara yang tidak terduga ketika kita sudah ikhlas tidak mendapatkannya, memang sesuatu kan ya? *nyengir lebar*.

Saya masih ingat, komentar dan cengiran lebar? housemate yang jadi panitia juga yang saya duga pasti bermakna ganda hehehe : "Wah, dalem banget tuh maksudnya...". Kenapa? Karena selesai kegirangan, saya ngomong dengan pedenya ke si Mas tadi: "Makanya Mas...walaupun Allah SWT itu tahu yang kita mau, kita harus ikhlas. Harus yakin semua yang dipilihkan Allah SWT itu pasti yang terbaik untuk kita. Ikhlas, kuncinya cuma ikhlas."

Hehehe, saya memang lebay. Jatuh kasihan sama si Mas kalo ingat wajah bengongnya. Maafkan ya curhat colongan saya *hehehe*. Sekarang, setiap kali melihat sarung merah itu saya jadi senyum sendiri. Saya menobatkannya jadi penyemangat kegalauan. Kenapa? Ya begitulah....*nyengir luebarrrr*


Half Purple and Blue Butterfly