Pages

Juli 13, 2005

MINA SAN, SAYOONARA, MATA JUU GATSU…

Semalam, setelah melewati pertimbangan ini-itu akhirnya dengan berat hati aku memutuskan terminal dari nihon-go o benkyoo di NICE Center. Curhatku ke Ulfa-sensei ditanggapi dengan keputusan: terminal 3 bulan, nunggu kelas 1 D naik ke kelas 2 A. Selama 3 bulan aku wajib memperkuat Minna 1-ku. Artinya : Sayoonara NICE Center, Tan Like-san, Ulfa-Sensei, Suharto-sensei, Kuroda-sensei, Bunda, Attira-san, Kezia-san, Arya-san, Damba-san, semua…

Sejak awal tahun ini aku udah mulai merasa keteteran. Kesibukan kerja ditambah diklat CFA yang menuntutku bolak-balik Surabaya-Jakarta setiap minggu selama tiga bulan membuatku pontang-panting membagi waktu antara belajar nihon-go dan teori-teori investasi itu. Mina 1-ku lewat begitu saja. Dan sekarang penyusunan anggaran 2006 menjadi puncak segala keruwetan.

Naisu Centa, sayonara…mata juu gatsu…

Tidak terasa setahun lebih aku resmi jadi anggota NICE Center. Banyak pengalaman yang aku dapatkan. Dari Obata sensei dan Takahashi sensei aku belajar bagaiman nihon-jin mengorganisasi kegiatan. Ketika tujuan bersama sudah ditetapkan, tidak peduli apapun posisimu, semua harus ‘berpikir’ dan ‘bekerja’ bersama. Pendapat, ide, kritik dan saran dari siapapun juga adalah ‘berharga’.

Mina-san, sayonara…mata juu gatsu…

Insya Allah aku akan kembali awal Oktober walau mungkin aku akan memasuki kelas yang berbeda dengan kelasku sekarang. Itu artinya, aku akan kehilangan:

Ulfa-sensei, dengan tawa yang ditahan setiap kali kami membuat keributan dan becandaan.

Attira-san, dengan gaya ABG-nya yang meriah dan lucu (harus kuakui, listening-nya jago banget padahal dia masih SMP…lho, apa hubungannya ya hehehe. Mungkin karena hobbynya nonton dorama dan anime).

Kezia-san dengan gaya sok dewasanya (padahal aku tahu pasti dia suka loncat-loncat kegirangan bareng Attira-san saat membahas manga dan anime-anime itu).

Arya-san dengan gaya sok pintarnya (terutama saat-saat hasil chukan-shiken dan kimatsu-shiken itu dibagi. Pasti Arya-san akan mencak-mencak dan berteriak “Rona-san, bagaimana bisa nilaimu lebih bagus dariku! Aku gak terima! Sensei pasti sentimen padaku”. Huahahahaha).

Damba-san (my bro..ihik). Aku akan merindukan saat kita saling mencela dan bekerja-sama ngerjain sensei. (Atau saat kau curhat tentang kuliah, hobby, cita-cita dan mimpi-mimpimu. Aku tunggu undangan ke Bon Cafe atau kunjungan kuliahmu di Jepang nanti hehehe).

Watashi no tomodachi, maafkan daku yang pernah salah menilai. Bersama kalian, sekali lagi aku memaknai kalimat don’t judge the book by its cover. Tiga bulan lagi Insya Allah aku kembali berjuang bersama kalian. Walau kita beda kelas, tapi setidaknya mimpi kita sama…

Mina-san, sayoonara, mata juu gatsu…

1 komentar:

May mengatakan...

pergi untuk kembali nih ceritanya... skala prioritas hidup tuh memang dinamis sekali ya... kayaknya beberapa tahun yg lalu belajar bahasa jepang juga masuk skala prioritasku tapi dengan drastis diisi 'yg lain2'. Mudah2an kali ini pergeseran skala yg kau alami krn akan diisi 'yg lain2' juga hehehe

Half Purple and Blue Butterfly